Lebih Dari Cukup

 Tulisan ini tadinya akan di posting saat Minggu Tema Periode Januari 2022, “CUKUP” .. Keriweuhan awal tahun, ditambah berpulangnya papa, jadi baru sekarang akan di-posting, dengan penambahan diakhir jalan cerita tentunya.

Selamat Membaca Temans Sekalian …

 

Waktu keluarga kami masih lengkap, belum ada yang merantau karena tugas pelayanan, belum ada yang menikah, belum ada yang pergi berpulang meninggalkan kami, moment Natal & Tahun Baru adalah hal yang istimewa, selain moment ulang tahun setiap kami tentunya ..  moment kumpul keluarga, moment belanja baju baru, dan moment menunggu kedatangan om dan tante untuk bagi2 amplop ..

Dasar bocahhhh yahhh …

Dan sudah menjadi kebiasaan juga, setiap tanggal 1 Desember, Pohon Natal harus sudah terpasang, mulai merapih2kan rumah, mengganti taplak2 meja dengan thema Natal, mengganti hordyn, memasang dekorasi Natal di beberapa sudut ruangan rumah “supaya moment natal lebih terasa”, begitu selalu yang dikatakan mama.

Satu hal yang membuat kami lebih antusias menyambut Natal adalah kebiasaan mama membuat list belanja keperluan bikin kue / bolu untuk dibagikan ke tetangga sekitar rumah tempat kami tinggal pada minggu ke 2 atau 3 di bulan Desember.  

Seru pake bangetttt …

Mama tidak perlu mencari tenaga tambahan untuk membuat bolu yang akan diberikan ke tetangga2 kami. 4 perempuan dan 3 laki2 anak2 mama siap membantu, bahkan bisa dibilang berebutan untuk melakukan pekerjaan mama dalam membuat bolu ..

Dapur seperti kapal pecah, berantakan ga karu2an .. dan saat mama suruh bereskan / cuci perkakas, semua memilih duduk manis diruang makan dan menanyakan tetangga mana dulu yang mau diantar bolunya ...

 

Waktu terus berjalan, satu persatu anak2 mama mulai mandiri, menikah, lalu pindah tinggal dengan keluarganya masing-masing, ada juga yang telah pergi berpulang, termasuk mama sendiri berpulang pada tahun 2015.

Namun tradisi pasang pohon natal tepat di tanggal 1 Desember, merapih2kan rumah, mengganti taplak2 meja dengan thema Natal, mengganti hordyn, memasang dekorasi Natal di beberapa sudut ruangan rumah masih berlanjut.

Tradisi membuat bolu, berganti dengan pesan online dari toko2 kue yang namanya sudah familiar, maksudnya sih supaya yang menerima puas dengan rasanya, dibanding kami memaksakan diri mencoba untuk membuatnya sendiri.

Bingung juga .. tidak ada satu pun dari anak2 perempuan mama yang mewarisi hobi memasak beliau ..

 

Desember 2014 menjadi Natal terakhir bersama mama.

Tanggal 24 Desember menjelang jam 12 malam, kami bertiga, aku, papa dan mama melakukan ibadah malam natal di kamar mereka. Bernyanyi, membaca Alkitab, membaca pesan Natal dan renungan singkat dari Tata Ibadah yang dibagikan dari gereja.

Sebenarnya ada juga kakakku yang tinggal bersama, hanya saja sejak menikah dan berkeluarga, Ia memilih untuk berdoa malam Natal bersama suami dan anak2 mereka terlebih dahulu dikamar. Dan setelah itu baru keluar kamar untuk bersalaman satu sama lain menyampaikan ucapan Selamat Natal, dilanjutkan minum susu hangat, makan kue cokelat bersama sebelum masing-masing kami tidur kembali untuk Ibadah Natal bersama di gereja keesokan paginya.

It’s okay .. ini sudah berjalan sejak mereka menikah & berkeluarga di tahun 2002.

 

Sebelum doa penutup malam itu, papa bilang, “kita ibarat 3 orang Majus yang membawa hadiah-hadiah untuk dipersembahkan kepada Bayi Yesus. Persembahan terbaik apakah yang akan kita berikan sebagai wujud penyembahan kita kepada Bayi Yesus?”

Hanya rasa syukur atas semua berkat yang sudah Tuhan berikan sepanjang tahun 2014. Semua Tuhan cukupkan sesuai kebutuhan dan keperluan .. Tidak berkelimpahan, namun juga tidak berkekurangan.

Jika diberkati dengan penghasilan yang besar, bersyukur dan pergunakan untuk memberkati sesama. Membantu yang kekurangan, menolong yang kelaparan, memberi pakaian bagi yang kurang mampu, semua itu adalah tugas dan kewajiban kita sebagai orang percaya.

Seseorang pun baru layak mengatakan dirinya kaya atau dikatakan kaya apabila ia sendiri secara sadar mampu berkata ‘CUKUP’ untuk dirinya sendiri.

Bumi sudah diciptakan Tuhan dengan begitu baik sehingga cukup untuk semua manusia, terlebih ketika setiap kita bisa berfungsi secara benar. Berdoa agar kita semua bisa hidup dengan rasa cukup dan tidak dikuasai oleh sifat serakah. Tetap bersyukur & mengingat bahwa di atas segalanya Tuhan sendiri yang akan memelihara hidup kita.

 

Paaaaaah ….

Petuah papa yang waktu itu seolah-olah disampaikan untukku sedikit banyak sudah diwujudkan, dan terakhir pada Natal 2021 kemarin dalam aksi berbagi barang / pakaian layak pakai oleh cucu2 papa …

Baca Juga :   Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan

Siapa juga yang akan menyangka kalau ide dadakan dari adeku untuk berkumpul di malam Natal akan menjadi Natal terakhir kami bersama papa .. “Malam Natal Kita Semua Ngumpul Di PonKop Sama Opa Yukkss ??”

Kakak yang tinggal di Depok dan adik yang tinggal di rawamangun sejak sore hari sudah datang ke rumah dengan keluarga mereka masing-masing.

Tampak wajah papa senang dan bahagia karena dikunjungi anak, cucu dan menantu untuk merayakan malam natal bersama.

 


Paaahhh …

Rasanya tidak cukup kata2 terimakasih kami kepada Tuhan untuk mengungkapkan betapa kami bersyukur memiliki papa.

 Rest In Love Pahhh ..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blessed Christmas Eve 2020 ..

.. Keep Calm & Stay Busy ...

#melawan ; Biasakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Kebiasaan

Facing The Giants

Happiness Is A CHOICE, Not A Result