Yeiya's Notes

Awal tahun 2020 kemarin, seperti kebanyakan orang bikin resolusi untuk tahun yang akan datang, aku malah bikin 12 wish list (sesuai jumlah bulan dalam 1 tahun masehi) tempat yang ingin dikunjungi atau kegiatan yang pengen dilakukan sama keluarga & teman selama tahun 2020 ini    1.            Retreat Mahadaya Suwung – Bandung 2.            Tour Cirebon 3.            Treking Curug Leuwi Hejo Sukabumi 4.            Retreat MTO Cilember 5.            Dieng Jawa Tengah 6.            Treking Gunung Bunder 7.            Wisata Kuliner Bogor 8.            Pahawang Lampung 9.            Tour Jejak Baduy 10.         Retreat MTO Cilember 11.         Treking Curug Pangeran 12.         Raja Ampat Rencana tinggal rencana, hanya no 1 yang kesampaian, lainnya belum kesampaian .. keburu datang si corona ituhhhh … hempaskannnnn …. Pengen banget sih memberanikan diri kayak orang orang, sudah melakukan perjalanan / liburan, kumpul-kumpul sekedar haha hehe di coffeshop, reunian, menghadiri undangan per

Matahari Bersinar T'rang, Burung Berkicaulah Senang Harum Semerbaklah Bunga Di Padang Semuanya Mengajak Kepada Kita 'Kan Memuji Nama Tuhan Yang Esa 'Kan Memuji Nama Tuhan Yang Esa Tiba –tiba teringat lagu  sekolah minggu dulu dalam kegiatan rutin jalan pagi 5 putaran sekitar kompleks pagi hari ini .. Semalam itu yahhh  … sekitar jam 23, saya tiba-tiba mengalami sakit perut yang bener-bener sakit,  sampai bangun dari tempat tidur untuk mengambil minyak gosok di tas pun susah minta ampun .. Semua orang rumah sudah dalam kamar masing-masing, termasuk keponakan yang tidur sekamar dengan saya pun sudah menarik selimutnya anteng .. Saya tetap memaksakan diri untuk bangun walaupun dengan sedikit membungkuk untuk ke dapur menyiapkan air hangat untuk kompres perut. Sambil menunggu air hangat, saya membalurkan minyak gosok disekitar perut dan punggung bagian bawah. Kenapa yah tiba-tiba sakit perut ? rasanya ga telat makan, makan siang pun bawa dari rumah, bukan beli di war-

  Kisah ini dimulai ketika seorang wanita cantik bergaun mahal mengeluh pada psikiaternya bahwa dia merasa seluruh hidupnya hampa tak berarti.   Lalu psikiater tersebut memanggil seorang wanita tua penyapu lantai & berkata kepada wanita kaya tersebut : “Saya akan meminta Mary utk bercerita pada anda bagaimana dia menemukan kebahagiaan”   Mary meletakkan gagang sapunya, duduk dikursi dan menceritakan kisahnya :   Suamiku meninggal akibat malaria 5 tahun yang   lalu dan 3 bulan kemudian anak tunggalku tewas akibat kecelakaan. Aku tidak punya siapa siapa lagi, aku telah kehilangan segalanya. Aku tidak bisa tidur, tidak bisa makan apalagi tersenyum, bahkan aku berpikir untuk mengakhiri hidupku. Sampai suatu sore seekor anak kucing mengikutiku pulang. Sejenak aku merasa kasihan melihatnya. Cuaca sangat dingin di luar, jadi aku memutuskan membiarkan anak kucing itu masuk kerumah.   Aku berikan dia susu dan dia minum sampai habis. Lalu si anak kucing itu bermanja-manja di kakiku dan

Beberapa hari lalu, dalam perjalanan menuju ke kantor, di busway jurusan Pulo Gadung – Harmoni, saya bertemu dengan seorang ibu yang bercerita betapa kita selama ini telah dibodohi dengan pemberitaan mengenai Virus Corona (aka) Covid-19. Menurut beliau, pemberitaan media mengenai Covid 19 ini sudah terlalu dibesar-besarkan, terlalu di-blow up sehingga masyarakat menjadi begitu ketakutan. Takut beraktifitas diluar rumah, takut bertemu sesama, takut bekerja dan mencari nafkah, takut beribadah di rumah ibadah, takut naik gojek, terlebih lagi takut berobat ke dokter / puskesmas / rumah sakit .. dan masih banyak ketakutan lainnya ..   Mendengarkan curcol pagi Ibu tersebut dari balik masker sambil senyum sumringah …   “Open your mouth only if what you are going to say is more beautiful than silence.” -Arabic Proverb Setuju dengan hal yang disampaikan oleh Ibu tersebut mengenai pemberitaan di media yang terlalu dibesar-besarkan dengan judul / headline yang cukup membuat bulu kuduk berdiri