Give Thanks With A Grateful Heart

Saat pagi hendak berangkat ke kantor hari Rabu minggu lalu, rasanya ada sesuatu yang mengusik batin .. entah apa, tapi feelingnya ada sesuatu ..

Sementara membuka pagar depan rumah, tiba-tiba muncul seorang ibu yang biasa menjajakan kerupuk Palembang dan rempeyek di kompleks tempat aku tinggal.

waduhhh.. bagaimana ini ??

Kalau tidak sedang terburu-buru, aku pasti meladeni, Namun karena aku sedang terburu-buru, maka dengan sopan aku bilang, “maaf yah bu, lain kali aja”, sambil menutup pagar dan berjalan ke arah gerbang kompleks.

Dilalahhh Ibu penjual camilan ini terus mengikuti dibelakangku sambil terus berkata, “beli dong mba, 1 aja ga apa-apa”. Dan aku masih keukeuh bilang maap dan lain kali aja.

Tiba-tiba Ibu ini memegang tanganku dan berkata, “mba tahu ga rumah2 liar yang dibelakang kantor walikota jakarta timur kemarin dibongkar bulldozer, dan salah satunya adalah kontrakan tempat saya tinggal. Saya udah dapat kontrakan lain harganya Rp. 300,000,- / bulan, tapi uang saya baru ada Rp. 200,000,-. Mba mau yah nambahin sisanya, paling ngga separuh dari yang saya perlukan”.

Baik2lah aku mengeluarkan dompet dan memberikan Rp. 50,000,- untuk ibu itu.

Selesai sampai disitu ??  tidak pemirsahhh … si ibu masih melanjutkan curcolnya ..

“hidup sekarang susah yah, jualan kadang banyak yang beli, kadang sedikit, saya sih bersyukur aja. Sudah berumur mau gimana lagi, cuma ini yang bisa dilakukan. Saya tinggal sendiri, ga punya keluarga, kalo mba ada kamar kosong, saya boleh ga tinggal sama mba, jadi pembantu juga boleh, keliatannya mba ga punya pembantu yah??”

senyumin ajahhhhh …

Beruntung jaklinggo yang ditunggu2 melintas, bersegeralah aku bilang permisi pada si ibu dan berjalan menuju jaklinggo tersebut.

 

Seingatku waktu hari Minggu saat aku sedang menyiram tanaman di teras, Ibu ini sudah datang, bukan untuk menjajakan jualannya, tapi minta bantuan modal jualan sebesar Rp. 300,000, katanya kala itu, “nanti kalo ada untung, saya balikin, nyicil tapinya”, dan 2 minggu sebelumnya ia juga datang, aku membeli 3 rempeyek seharga Rp. 50,000,-.

Sejak pertama ibu ini mampir ke rumah beberapa bulan lalu, aku niatkan untuk selalu membeli 1 – 2 barang jualannya, meskipun dirumah tidak ada yang doyan ngemil. Iba dan kasian, di hari tuanya ibu ini masih harus berjalan keliling kompleks untuk menjajakan jualannya demi menyambung hidup.

 

Tiba di kantor, saat sedang menunggu lift, tiba-tiba dihampiri seorang ibu yang membawa tas jinjingan, “mba, maap yah, saya bukan mau mengemis, tapi bisa ga beli makanan saya untuk bantu-bantu” .

Sudah ditolak dengan berkata bahwa aku sudah membawa makan siang dari rumah, tapi ibu ini terus memohon dan mengikuti masuk lift.

Kembali membuka dompet dan merelakan selembar Rp. 50,000,- untuk ibu ini, Semoga berkah dan cepat habis makanannya yah buuuu …

 

Ketika lagi perlu untuk irit2 pengeluaran, gajian masih minggu depan, lalu dipertemukan dengan kejadian2 tak terduga seperti diatas, rasanya nano nano gaess ..

ga dibeli, ga tega, tapi kalo dibeli artinya ada keperluan lain yang ditunda ketersediaannya.

 









yasudalahhh ..

Yakin aja Tuhan cukupkan semua keperluan untuk minggu berjalan ..

ga usah lagi mikirin 2 lembar Rp. 50,000,- yang sudah berpindah tangan, ga usah lagi mikirin gimana nanti sore atau besok harus beli naninu naninu keperluan rumah, dll.


Tiba dirumah menjelang malam disambut ade nona / keponakan yang berkata, “tadi tante laundry nganter laundrian, dan katanya laundrian yang kali ini gausah bayar, soalnya kita udah lebih dari 10 kali laundry sama tantenya, service buat langganan kata tantenya”.

Padahal lumayan banyak laundrian kami yang di pick up waktu itu. Ada 3 bedcover, selimut, seprei + sarung bantal  karena memang jadwalnya untuk ganti, plus baju mingguan kami. Kalau di total seharusnya kami membayar sekitar Rp. 200,000,-.

Tempat laundry ini opening sekitar bulan Mei 2021 yang lalu, menjelang Lebaran 2021 tepatnya .. Disaat tempat laundry lain sudah banyak yang tutup karena pekerja mereka pul-kam, tempat laundry ini memilih tetap buka / operasional.

Harga mereka cukup bersaing dengan tempat laundry sekitarnya, tapi yang aku senang dari tempat laundry ini, mereka selalu bersedia untuk jemput ke rumah dan mengantar kembali setelah selesai.

 

Puji  Nama Tuhan ..

Kalau bukan karena Tuhan, rasanya mustahil mengalami apa yang terjadi hari ini.

Pembelajaran kali ini diawali dengan sebuah kesadaran bahwa memberi dari kelimpahan itu biasa, tapi memberi dari kekurangan itu luar biasa .. 

v Tuhan mengajarkan setiap kita untuk bisa memberi dalam keadaan apa pun. Bukan hanya ketika kita dalam kelimpahan, tetapi juga ketika kita sedang dalam kekurangan.

v Tuhan tahu apa yang kita butuhkan. Jika Dia berkehendak untuk menjadikan hidup kita sebagai saluran berkat bagi orang lain, maka Dia pasti akan memberkati dan memelihara kehidupan kita.

v Kemurahan hati adalah masalah sikap, bukan keadaan. Tuhan ingin setiap kita untuk menjadi pribadi yang murah hati, terlepas apakah kita dalam keadaan berkelimpahan atau tidak.

           

Siapa Banyak Memberi Berkat, Diberi Kelimpahan, Siapa Memberi Minum, Ia Sendiri Akan Diberi Minum 
(Amsal 11 : 25)

Komentar

  1. Sama persis sama kondisi Alvi sekarang nih kak, tapi ada part dimana tetangga utang mulu ketika uang bulanan udah tertata. .Alvi sempet mikir "padahal suami dia tempat kerjanya dekat kok masih utang sih".

    And then Alvi bolak balik mikir lagi, yaudah lah niat aja bantu toh nggak tau juga keuangan mereka sesungguhnya gimana tapi alangkah bijaknya kalau berhutang tuh kayak ngomong dulu gitu lah kalau telat bayar.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blessed Christmas Eve 2020 ..

.. Keep Calm & Stay Busy ...

#melawan ; Biasakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Kebiasaan

Facing The Giants

Happiness Is A CHOICE, Not A Result