Idul Fitri 1442 H & Kenaikan Isa Almasih 2021
Aku terlahir dari keluarga dengan agama Kristen Protestan, namun sejak kecil, setiap hari raya Idul Fitri, mama selalu bikin ketupat lengkap
dengan lauk pauknya, seperti lontong sayur, opor ayam, tumisan pepaya lada,
kering tempe, rendang, sambal goreng hati, sambel teri kacang.
Makanan Lebaran buatan mama
sebagian kami santap sendiri, dan sebagian lagi buat hantaran ke tetangga
sekitar, abang becak yang kebetulan mangkal dekat rumah, juga security kompleks
yang kebetulan bertugas saat hari raya.
Dan lucunya, setiap hari raya Idul
Fitri rumah kami selalu ramai kedatangan om dan tante (adik-adik mama) yang
ikutan mencicipi menu lebaran keluarga kami. Seperti Open House jadinya ..
Setiap masuk bulan Ramadhan mama suka bersibuk-sibuk diri untuk membuat
penganan teman minum teh sore sambil menunggu beduk magrib. Kolak pisang,
bubur sumsum, biji salak, lontong plus sambel kacangnya, combro, misro, kolang
kaling, kue pelangi, getuk adalah beberapa penganan sore yang biasa mama
siapkan untuk kami santap.
Yang tidak ketinggalan juga adalah
bolu jadul dan kue kering .. Meski tidak banyak, hampir setiap lebaran mama
bikin bolu marmer, biji ketapang, kumis kucing dan nastar untuk disajikan di
meja tamu atau untuk kami makan sendiri sambil nonton televisi.
Lebaran hari ke2 adalah saat dimana
papa dan mama mengajak kami untuk bersilaturahmi ke rumah teman kantor papa
& mama, atau juga ke rumah kerabat dekat yang kebetulan menikah dengan
muslim.
Kalau sudah bertemu dengan
anak-anak dari teman papa / mama. Kami bisa bermain petak umpet, bola gebok,
galasin atau bulu tangkis seharian. Rencana mengunjungi 3 – 4 rumah dalam 1
hari, paling top hanya bisa 2 rumah saja, itupun dengan perjanjian “besok balik lagi deh” hanya karena kami
keasikan main, dan ga mau diajak pulang.
Kangen sangat dengan masa-masa itu
…
Kalau dilihat-lihat dengan keponakanku sekarang, jika mereka berkumpul dengan kerabat / sepupu mereka, yang laki-laki asik main PS5 atau membahas games yang sedang trend dan trik2 memenangkan games tertentu, sementara yang perempuan membahas influencer kecantikan siapa yang mereka ikuti .. Jaman memang sudah berubah ..
Seperti teman / kerabat yang beragama muslim selalu menanti-nantikan Bulan Ramadhan setiap tahun berjalan, aku pun demikian .. Menantikan dengan makna yang berbeda tentunya ..
Bagi teman / kerabat yang beragama
Muslim, bulan Ramadhan adalah bulan yang menjadi momentum perubahan diri,
keluarga, masyarakat dan bangsa. Bulan yang diyakini mampu memancarkan berbagai
macam bentuk ketakwaan. Bulan yang sarat makna, dan semuanya bermuara kepada
kemenangan umat Muslim yang berpuasa dalam melawan hawa nafsu, egositas,
keserakahan, dan ketidakjujuran.
Namun bagiku (pribadi), bulan Ramadhan artinya setiap bangun tidur sore atau sementara
menunggu waktu bedug berbunyi sudah tersedia penganan teman minum teh sore.
Sejak mama meninggal tahun 2015 silam, setiap sore di bulan Ramadhan, kebiasaan menyiapkan penganan teman minum teh sore masih aku lakukan dengan membeli tajil dari penjual yang ada disekitar kompleks tempat tinggal. Sedangkan untuk ketupat dan lauk pauknya, kami selalu mendapat kiriman dari adik iparku.
Mazmur 34:9
Kecaplah Dan Lihatlah, Betapa Baiknya TUHAN Itu, Berbahagialah Orang Yang
Berlindung Pada-Nya!
(Mask Is Taken Off Only For Photo) |
Adik iparku seorang muslim, dan
toleransi keagamaan diantara kami terjalin dengan sangat baik. Adik iparku
selalu menemani anak dan suaminya beribadah ke gereja saat hari minggu, atau
saat perayaan Natal & Tahun Baru. Demikian juga sebaliknya, setiap masuk
bulan Ramadhan, adikku dan anak mereka selalu mengawani untuk berbuka puasa dan
sahur, serta mengantar dan menunggu saat adik iparku melaksanakan Sholat Ied di
Masjid Sunda Kelapa.
Eyang Putri sudah meninggal sekitar
tahun 2018, jadi orang tua yang kami miliki saat ini hanya Opa (81 Tahun) dan
Eyang (83 Tahun).
Banyak syukur dan sukacita kami
rasakan dalam perayaan Idul Fitri 1442 H tahun ini, tidak saja karena bertepatan
dengan Hari Kenaikan Isa Almasih, namun karena Tuhan Baik, tangan dan kasih-Nya senantiasa menyertai, melingkupi dan selalu menjaga keluarga kami hingga saat
sekarang ini.
Alhamdulillah Wasyukurilah, Besyukur Padamu Ya Allah
Kau Jadikan Kami Saudara, Indah Dalam Kebersamaan
Bersujud Kepada Allah, Bersyukur Sepanjang Waktu
Setiap Nafasmu, Seluruh Hidupmu, Semoga Diberkahi Allah
Semoga Dirimu Semoga Langkahmu, Diiringi Oleh Rahmat-Nya
Komentar
Posting Komentar