Sampah Kehidupan
Kemarin sore, dapat notif dari FB untuk artikel yang pernah aku share tahun 2010 lalu .. Lupa juga kalau pernah membagikan hal tersebut.
Now, I want to share on my blog, this is also a reminder for me personally.
theageofideas.com |
Berapa banyak dari kita yang bertahun-tahun lamanya membiarkan begitu banyak sampah, entah itu barang atau pikiran, beban dan masalah dari masa lalu dan hidup kita terus ditimbun didalamnya.
Belum lagi informasi-informasi
salah yang mungkin tanpa sadar, tidak kita cek-ricek dan terus tertanam di
benak kita. Akibatnya, hidup kita terseok-seok karena sampah-sampah itu.
Saat tinggal di Vancouver, seorang Anthony
Dio Martin selalu menjumpai semacam ritual setiap musim panas tiba. Pada
musim itu, sering digelar garage sale. Banyak keluarga berusaha membersihkan
gudang dan seluruh rumah mereka dari barang-barang yang sudah tidak berguna
lagi.
Barang-barang yang tak terpakai
lagi itu dikumpulkan dan 'dibuang' dengan cara dijual di depan garasi mereka.
Biasanya, barang-barang yang dijual itu pun masih dalam kondisi bagus. Tentu
saja, bagi pemiliknya, barang-barang itu sebetulnya mengganggu dan hanya
sampah.
Dalam kehidupan kita pun, banyak
sampah yang tanpa sadar terus-menerus kita timbun. Tanpa sadar, sampah itu
mulai mensabotase hidup kita. Ia (Anthony Dio Martin), mempunyai satu saran
untuk dilakukan, yaitu : Agendakan waktu
beberapa hari dalam satu tahun untuk melakukan pembersihan sampah kehidupan
kita. Manfaatnya bakalan luar biasa. Stres akan berkurang. Hidup terasa lebih
nyaman. Laju produktivitas juga meningkat.
Sebelumnya, pahami terlebih dahulu beberapa
sampah dalam kehidupan kita, lalu seleksilah dan kemudian buanglah.
Minimal ada enam sampah kehidupan yang
layak disikapi :
SAMPAH PERTAMA .. Yakni barang-barang di sekitar kita.
Barang-barang yang telah dikumpulkan selama bertahun-tahun. Barang-barang itu
teronggok dan jarang dijamah lagi.
Barang-barang itu biasanya suatu
yang sayang kalau dibuang. Tapi, kita sama sekali jarang untuk menyentuhnya.
Seperti kertas atau brosur yang terserak di meja atau rak-rak buku. Kita pikir
semua itu masih berguna nantinya. Tapi, dalam praktik, kita tidak pernah
menyentuhnya. Akhirnya, kertas itu menumpuk dan menyatu dengan debu dan
menimbulkan kesan tidak nyaman.
Selain itu, perhatikan juga
barang-barang yang sudah rusak atau produk yang sudah melewati tenggat waktu
kadaluarsa. Termasuk barang-barang yang sebenarnya sudah tidak digunakan lagi,
tetapi dirasa sayang kalau dibuang.
Seperti tumpukan baju-baju (mahal /
gaun pesta) yang teronggok di dalam lemari. Bersikap dan berpikirlah realistis.
Ada barang yang mungkin seumur hidup kita, tidak akan berguna lagi.
Daripada menggunung dan mengganggu,
buanglah jauh-jauh barang tersebut. Biarkan ruang hidup kita terasa plong dan
berudara nyaman.
Bukankah akan sangat menghabiskan
waktu berlama-lama mencari barang karena begitu banyaknya tumpukan tak berharga
tergeletak dan menyatu dengan debu.
SAMPAH KEDUA .. Zat-zat
tidak berguna di dalam tubuh. Ini pun perlu dibersihkan. Tak jarang, karena
pola makan dan hidup tidak teratur, tubuh kita menimbun tumpukan zat-zat yang
mengganggu kesehatan. Perlulah kita mengeluarkan zat-zat itu dengan rajin
berolahraga atau pun mengalami proses detox. Proses ini merupakan upaya
mengeluarkan berbagai racun dan sampah dalam tubuh. Detox tidak perlu mahal.
Ada satu jenis detox murah, yaitu dengan rajin mengkonsumsi buah-buahan atau
jus segar selama beberapa hari.
SAMPAH KETIGA .. Sampah-sampah
dalam relasi sosial kita. Sebagai mahkluk sosial, kita membutuhkan interaksi
dan komunikasi dengan orang lain. Tapi, ada saatnya kita memberikan evaluasi
pada orang-orang di sekeliling kita.
Robert Kiyosaki mengatakan,
"...kita tidak membuang mereka, tapi kita perlu mengambil jarak dengan
mereka yang bisa mencuri mimpi kita..." Mereka mengondisikan kita tidak
berhasil dari perwujudan mimpi-mimpi itu.
Menjauhi tidak selalu berarti
fisik. Kita mencoba mengambil jarak dengan situasi yang gemar meremehkan, membuat
kita tidak bersemangat, patah arang, atau terdemotivasi.
SAMPAH KEEMPAT .. Sisa-sisa
masa lalu yang menjadi penghambat kehidupan kita sekarang. Sampah itu bisa
berupa luka-luka batin yang masih terus-menerus dan kita bawa hingga sekarang.
Akibatnya menjadi beban yang luar biasa beratnya.
Ini bisa berupa sampah-sampah sisa
kejayaan masa lampau yang terus-menerus kita bawa terus sebagai nostalgia tanpa
mau meningkatkan diri. Kita terbekap pada romantisme masa lalu. Ada seorang
artis tua yang setiap saat selalu menyombongkan kejayaannya. Tapi, tidak
mengembangkan diri pada saat sekarang. Akibatnya? Ia tersisihkan.
SAMPAH KELIMA .. Sampah
Pikiran. Banyak pikiran yang membentuk kehidupan kita sekarang. Di antara
pikiran itu ada yang kita warisi (sadar atau tidak sadar), dan ada pula yang kita
pelajari. Ada yang bagus, tetapi ada pula yang menghambat. Sadari sampah
pikiran itu, dan belajarlah membuangnya. Katakan lagi kepada pikiran itu dengan
pikiran lain yang menurut Anda lebih memberdayakan.
Untuk membuang sampah pikiran ini,
ada baiknya kita mengambil waktu untuk rileks atau bermeditasi sejenak.
Renungkan keyakinan dan nilai-nilai yang kita hayati. Cek lagi mana yang baik
dan mana yang membuat hidup kita makin keropos.
Akhirnya, sampah terakhir atau SAMPAH
KEENAM .. Sampah Dosa. Timbunan dosa kita
bisa membuat kita terjerat. Efeknya bisa sampai pada kehidupan kekekalan kita.
Sesekali ada baiknya kita menilai pula apa hal-hal keliru dan 'dosa' menurut
keyakinan kita yang masih terus-menerus kita nikmati.
Dalam buku Prayer Theraphy,
dikatakan, dosa dan dilema atas kesalahan melawan hati nurani, akhirnya akan
menghambat laju kehidupan kita. Ada pemikiran menarik pula, jangan sampai dosa
menghambat rencana Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita.
utakatikotak.com |
Semoga dengan membersihkan sampah kehidupan kita, hidup kita menjadi lebih bersemangat, lebih damai, dan lebih optimal. Kebersihan benar-benar pangkal kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan batin kita.
Mari awali dari rumah kita ..
Sumber : Sampah Kehidupan ; Anthony Dio Martin
Komentar
Posting Komentar