Rajawali Atau Ayam ???

Beberapa hari lalu sepupuku datang ke rumah dan mengembalikan sebuah buku yang pernah dipinjamnya beberapa tahun lalu .. Pasti ia sedang beberes kamar dan menemukan buku ini.

Dan hari ini pengen sharing salah satu cerita yang ada dalam buku tersebut :

RAJAWALI DAN AYAM

Karena  satu  dan  lain  hal  sebutir  telor burung rajawali akhirnya sampai ke pojok suatu  gudang  tempat  seekor  ayam sedang  mengerami telur-telurnya. Pada waktunya telur burung rajawali itu menetas bersama telur-telur ayam.

Waktu berlalu, anak rajawali  itu dengan sendirinya mulai mengalami kerinduan  untuk  terbang, dan berkata  kepada ibunya, sang ayam, "Kapan saya boleh belajar terbang?"

Ayam betina yang malang itu menyadari bahwa ia  tidak  dapat terbang  dan  sama  sekali tidak mempunyai gambaran mengenai yang dilakukan  oleh  burung-burung  dalam  melatih  terbang anak-anak  mereka. Namun ia malu mengakui ketidakmampuannya, dan berkata, "Belum waktunya anakku. Saya akan  mengajarimu kalau engkau sudah siap."

Bulan  demi bulan berlalu dan burung rajawali muda itu mulai curiga, ibunya tidak dapat terbang.  Namun  ia  tidak  dapat merasa  bebas dan terbang sendiri, karena kerinduannya yang besar untuk terbang sudah tercampur dengan rasa terima kasih terhadap burung yang telah menetaskannya.

 (DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)

Padraic Omaille

Buat aku (pribadi), cerita diatas mau mengajarkan : 

1. Siapa pun orang tua kita, apakah orang tua kandung atau tiri, kita harus tetap bersyukur dan berterima kasih atas kasih yang telah mereka berikan sehingga kita bisa besar dan dewasa. Terlepas apakah perjalanan dewasa kita bersama mereka berliku atau tidak, tapi karena kasih sayang orang tua kita, kita bisa tumbuh dan ada sampai sekarang ini.

2.   Sadarilah lingkungan atau komunitas tempat kita bertumbuh (baik secara mental & spiritual) saat ini. Kita terkadang tidak sadar dan enggan menyadari bahwa kita hidup dalam sebuah komunitas / lingkungan dengan karakter serta perilaku yang tidak tepat dan berkualitas.

Kalau saat ini kita mempunyai mimpi besar, sukses, atau ingin menjadi lebih baik secara iman & kepercayaan, maka kita harus bergaul dengan mereka yang memiliki visi yang sama dengan kita.

3.    Sadarilah kemampuan / potensi terbaik atau talenta yang diberikan Tuhan kepada kita. Jika kita dapat mengenali dan menemukan talenta tersebut, yang perlu kita lakukan adalah senantiasa mengembangkan talenta tersebut melalui proses pembelajaran terus menerus (continuous learning).

Banyak orang akhirnya gagal mencapai potensi terbaik dalam dirinya bukan karena ia tidak memilikinya, namun karena tidak menyadari betapa besar sesungguhnya  kemampuan serta potensi yang ia miliki.

Kepakkan Sayap Dan Terbanglah Tinggi Seperti Burung Rajawali

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blessed Christmas Eve 2020 ..

.. Keep Calm & Stay Busy ...

#melawan ; Biasakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Kebiasaan

Facing The Giants

Happiness Is A CHOICE, Not A Result