TEKUN
Semalam, dari grup WA keluarga,
keponakan terkecil / bungsu menanyakan apakah Om/Tante dan Kakak2 Sepupunya bisa
memberikan ide cerita mengenai KETEKUNAN untuk tugas sekolahnya. Boleh cari
dari mana saja, dari majalah anak-anak, koran atau internet.
Karena dirumah sudah tidak ada anak
SD / SMP, jadi kami tidak lagi berlangganan majalah anak seperti Bobo. Lalu, kami
mencari semampunya dari internet, dan menginformasikan kepada si bungsu
beberapa cerita untuk dipilihnya.
Dilalahhh … Dari cerita-cerita yang
kami berikan, tidak ada satupun yang dipilihnya … “aku ambil cerita hasil pencarianku sendiri aja deh, makasih gaes sudah
membantu” …
Semua kakak2 sepupunya hanya bisa
berkata , “aneh lohhh”
Menurutnya, “ide cerita yang diberikan bagus semua, tapi terlalu berat materinya
untuk pelajar seumur aku, jadi aku pilih cerita hasil carianku sendiri aja,
sesuai dengan umurku. Bagus atau tidak, tergantung Ibu guru yang menilai, yang
penting aku sudah mengumpulkan tugas sesuai instruksi Ibu guru”.
Cerita yang dipilih si bungsu adalah hasil
terbitan 2 tahun lalu dari Klasika Kompas – Nusantara Bertutur ; Karya Salsabila
Zahratusysyita, dengan judul asli : Buah Ketekunan.
“Ketika kamu berkata, Indonesia Bersatu, Indonesia Berjaya, maka kamu
harus semangat, Danu. Kepalkan tanganmu, pandanglah ke depan! Agar para
penonton bisa merasakan semangat yang kamu sampaikan lewat isi pidatomu itu,”
ujar Bu Dina.
Danu mencoba instruksi Bu Dina itu.
Namun hasilnya belum seperti yang diharapkan.
“Mungkin, hari ini cukup latihannya. Besok, kita latihan lagi ya, Danu,” ucap Bu
Dina. Danu mengangguk.
“Ayah, sepertinya Danu kurang berbakat berpidato, deh. Dari tadi Danu
kena tegur terus Bu Dina,” keluh Danu.
“Siapa bilang kamu tak berbakat? Kalau tak berbakat, kamu tak akan ditunjuk
oleh sekolah,” tanggap Ayah.
“Tapi kata Bu Guru, Danu pidatonya masih sering kurang maksimal,” ungkap
Danu.
Ayahnya lalu menyemangati. “Semua kan butuh proses, Danu. Butuh waktu,
kesabaran, ketekunan, semangat pantang menyerah, dan juga keyakinan, bahwa suatu saat nanti pasti akan bisa!
Setelah berusaha maksimal, kita serahkan hasilnya pada Tuhan.”
Ayah lalu berkata lagi. “Dahulu, sebelum menjadi orator ulung, Bung
Karno adalah seorang yang tekun berlatih berpidato. Sejak remaja, Bung Karno
sering bicara sendiri, belajar berpidato di kamarnya sendiri.”
“Bicara sendiri?” Danu mengerenyitkan dahi.
”Iya, Danu. Itu salah satu cara
Bung Karno agar bisa fasih berpidato.
Coba Danu terapkan cara itu. Siapa tahu bisa membantumu lancar berpidato. Ingat Nak, tidak ada juara yang lahir dalam
satu malam,” ujar Ayah.
Danu lalu terdiam. “Baiklah,
Ayah. Danu tak akan mengeluh lagi!” ucapnya semangat.
Semenjak itu, Danu sangat giat dan
tekun berlatih berpidato. Tak hanya berlatih sendiri seperti saran Ayah, ia juga
memberanikan diri berlatih di depan teman-teman sekelasnya.
Selain itu, ia juga sering menonton
video orang-orang yang mahir berpidato. Ia juga selalu mendengarkan petunjuk
dari Bu Dina.
Hari perlombaan pun tiba. Danu
hadir di lomba dengan rasa percaya diri yang cukup. Karena giat dan tekun
berlatih, ternyata telah menempa mentalnya.
Danu akhirnya tampil di lomba
dengan tenang dan mampu membawakan pidato dengan sangat baik. Para juri dan
penonton sampai terbius dengan penampilannya. Usai berpidato ia mendapat tepuk
tangan yang meriah.
Saat pengumuman tiba, Danu berhasil
menyabet juara ketiga.
“Selamat atas kerja kerasmu, Danu,” seru Bu Dina dengan bangga.
Teman-teman Danu pun berebut mengucapkan selamat.
“Terimakasih Bu Dina, terimakasih teman-teman,” ucapnya terharu. Kini, Danu telah memetik buah dari ketekunan dan kerja kerasnya selama ini.
"Ketekunan Bisa Membuat Yang Tidak Mungkin Menjadi Mungkin. Ketekunan Membuat Kemungkinan Kecil Menjadi Kemungkinan Besar Dan Ketekunanlah Yang Akan Membuat Kemungkinan Besar Menjadi Pasti." - Robert Half
Ketekunan bisa digambarkan seperti
air yang menetes. Walaupun volume dan tekanannya kecil, tapi karena menetes
terus menerus, air tersebut bisa membuat batu berlubang.
Ombak yang kecil tetapi terus
menerus menghempas karang bisa membuat karang berlubang, atau air yang menetes
dari genteng bocor ke plafond rumah, jika terus menerus, bisa mengakibatkan plafond
jebol.
Apapun profesi kita, apapun jenjang pendidikan kita, semua aktifitas positif jika
ditekuni pasti akan membuahkan hasil yang mempesona. Komentar, masukan atau
cibiran apapun dari orang sekitar, dapat kita pakai sebagai inspirasi dan
dorongan atau dianggap angin lalu saja.
Ketekunan akan membuat seseorang tetap tegar dan terus
berjalan maju sampai menunjukan hasil akhir yang gilang gemilang. Ketekunan menjadi jalan penuntun bagi seseorang yang yakin akan
menapakkan kakinya sampai ke tujuan akhir dan meraih kemenangan.
Komentar
Posting Komentar