Work Happy, Life Happy
Hari Minggu kemarin, seorang teman tiba-tiba menelpon dan curhat panjang lebar tentang rencananya untuk resign dari tempat kerjanya.
Ia adalah seorang Senior Accountant pada sebuah perusahaan
swasta di daerah Kelapa Gading. Aku tanyakan mengapa ia mau resign disaat
banyak orang kesusahan untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini, dan alasannya
agak aneh (menurut aku yahhh), “gw udah 2
tahun disini, pengen nyobain kerja di daerah selatan, katanya gajinya bisa
lebih gede”.
Jadi teringat waktu pertama ia mengabariku diterima berkerja
di perusahaan yang sekarang 2 tahun lalu, betapa ia bersemangat dan antusias. “Alhamdulliah akhirnya kerja lagi gw, semoga
betah, semoga jenjang karirnya bagus, semoga gajinya juga bagus”. Sebelum
bekerja di perusahaan yang sekarang ini, temanku sempat menganggur kurang lebih 3 bulan,
setelah resign dari sebuah showroom mobil daerah Pecenongan dengan posisi
Accountant.
Di sela-sela obrolan kami, aku bilang padanya, “pikirkan baik-baik, jangan sampai menyesal,
sudah resign tapi pekerjaan baru yang diharapkan tidak kunjung didapatkan,
sementara biaya hidup terus berjalan”.
Note To Self :
Keinginan Untuk
Menggapai Segala Hal, Kadang Melupakan Hasil Yang Diraih Saat Ini Dan Merasa
Kurang Terus.
Hari Seninnya, saat sedang makan siang di kantor,
tiba-tiba keponakanku nelpon dan mengabarkan kalau di rumah ada om Ade mau
potong rambut opa. Karena merasa tidak ada janji sebelumnya, dan ditanya ke
papah pun beliau bilang rambutnya masih pendek, belum mau dipotong, akhirnya Om
Ade langsung kembali ke barbershopnya.
Rupanya Om Ade mampir karena habis memotong rambut salah satu
pelanggannya yang kebetulan adalah tetangga sebelah rumah kami. Jadilah beliau
berinisiatif untuk sekalian mampir ke rumah kami, mana tahu ada yang mau potong
rambut.
Om Ade adalah Om pangkas rambut langganan kami. Ia biasa
memotong rambut / mencukur kumis dan jengot papah. Bukan hanya papah sih, tapi
adik laki-laki dan kakak ipar juga, bahkan 3 keponakan laki-lakiku sudah
menjadi langganan om Ade sejak mereka masih balita. Dan kebiasaan dari mereka
kecil dulu, kalau mau merapihkan rambutnya ke barbershop Om Ade, tempat duduk harus
dihadapkan ke depan televisi supaya mereka bisa sambil nonton televisi.
Sejak pandemic covid 19 melanda, barbershop Om Ade jadi sepi,
jumlah pengunjung jauh berkurang dari bulan-bulan sebelumnya. Sempat tutup
beberapa bulan, kemudian buka kembali.
Untuk bertahan hidup, selain tetap membuka barbershopnya
setiap hari dari jam 10 pagi sampai jam 7 malam, Om Ade juga menawarkan door to
door service ke rumah-rumah pelanggannya yang kebanyakan tinggal di Pondok Kopi
/ Malaka Country / Era Mas / Buaran / Bintara. Mereka yang memerlukan jasa door
to door ini harus janjian dulu via WA paling tidak 1 hari sebelumnya.
Dengan door to door service ini, Om Ade bisa mendapatkan
pelanggan sekitar 5 – 6 orang per hari, “Alhamdulliah
banget dibanding hanya menunggu pelanggan yang akan datang ke barbershop”,
demikian Om Ade pernah berkata kala ditanya jumlah pelanggan yang bisa
didatangi dalam sehari.
Waktu berkunjung ke rumah kami sekitar bulan Oktober 2020
lalu, Om Ade tetap mengutamakan protocol kesehatan untuk dirinya dan untuk kami
sebagai pelanggannya dengan memakai face shield, masker dan sarung tangan
selama memotong rambut dan mencukur jenggot / kumis papah.
Om Ade juga tidak pernah memasang tariff untuk jasa door to
door yang diberikan kepada pelanggannya. “bayar
sesuai tariff seperti opa datang ke barbershop aja mba” (A.K.A Rp. 30,000,-).
Lahhhhh bagaimana ini ???
Senang bisa mengenal orang seperti Om Ade yang selalu
tersenyum menyambut tamu yang datang ke barbershopnya, ikhlas dan gembira
menjalani profesinya sebagai Pemangkas Rambut puluhan tahun lamanya. Barbershop
Om Ade ini sudah ada sebelum keluarga kami pindah ke daerah Pondok Kopi
sekitar tahun 1995.
Menjadi Pemangkas Rambut bukan cita-cita Om Ade sejak kecil,
cita-citanya ingin menjadi Polisi. Namun kondisi keuangan keluarga tidak
memungkinkan Om Ade untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Jadilah dengan berbekal ijazah SMA Om Ade hijrah ke Jakarta. Bekerja serabutan
demi bertahan hidup di Jakarta dilakukan, dari mencuci piring di restoran Padang
sampai menjadi tukang keramas di salon yang akhirnya membawa Om Ade belajar
potong rambut secara otodidak dan akhirnya memberanikan diri membuka barbershop
sendiri.
“Sudahkah Kita Mensyukuri Pekerjaan Kita Saat Ini ?”
Pekerjaan yang kita miliki / kita geluti saat ini adalah
anugerah indah pemberian Tuhan, seperti halnya hidup yang kita jalani hari demi
hari. Lakukan dengan baik, penuh tanggungjawab dan rasa syukur, niscaya Tuhan
melipat-gandakan semua.
Apapun pekerjaan kita sekarang ini, itu, mungkin bukan pekerjaan yang mudah, mungkin tidak selalu menyenangkan, atau belum memberikan penghasilan yang tinggi, tapi percayalah, memiliki sebuah pekerjaan jauh lebih baik daripada kondisi sebaliknya.
Nikmati .. Jalani .. Syukuri ..
Colossians 3:23 (NIV)
Whatever You Do, Work At It With All Your Heart, As Working For The Lord, Not For Human Masters
Komentar
Posting Komentar