Puasa, Pantang, Berdoa & Bersedekah
Hari ini gereja dan umat Katolik merayakan "Rabu Abu".
Sebuah
perayaan iman yang mengingatkan asal dan tujuan hidup manusia yang berasal dari
debu dan akan kembali menjadi debu sesudah kematiannya. Ditandai dengan
membubuhkan abu di dahi sebagai lambang pertobatan, kerendahan hati,
ketidaklayakan, dan kerapuhan manusia yang mudah jatuh dalam kelemahan dan
dosa.
Dengan
perayaan ini, artinya dimulai juga Masa Prapaskah atau Masa Pertobatan selama
40 hari tanpa menghitung hari minggu. Masa retreat agung, masa dimana manusia
bergulat dengan dirinya sendiri, mengasingkan diri ke "gurun" kehidupannya dan menemukan Allah melalui tindakan
disiplin spiritual :
BERPUASA / PANTANG / MATI RAGA
: Puasa berarti menahan diri akan gejolak batin dan dorongan hawa nafsu terhadap
tawaran kenikmatan duniawi. Hal ini tidak berkaitan dengan tindakan lahiriah
yang mesti diperhatikan. Sejatinya puasa berarti latihan batin melepaskan serta
menahan diri terhadap tawaran kenikmatan duniawi.
BERDOA
: Tuhan menginginkan agar dalam berdoa disampaikan dengan hati yang tulus dan
ikhlas, dan tak perlu dilihat orang lain, tidak untuk dipublikasikan atau
memamerkan diri.
BERSEDEKAH : Bersedekah berarti mengekang sikap ingat diri, melepas bebas akan keterikatan hal material dan melakukan tindakan kasih kepada orang-orang miskin, orang sakit, tak berdaya.
... refleksi ...
PUASA DAN PANTANG ; St. Yohanes Krisostomus
Nilai dari puasa bukan hanya terletak pada persoalan menghindari makanan-makanan tertentu, tetapi juga berhenti dan melepaskan diri dari perbuatan-perbuatan dosa.
Seseorang yang membatasi puasa dengan hanya berpantang daging sesungguhnya merendahkan arti dari puasa itu sendiri.
APAKAH KAMU BERPUASA ?
Buktikanlah dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik.
Jika kamu melihat orang yang membutuhkan, berbelas kasihlah kepada mereka.
Jika kamu melihat temanmu ditinggikan, janganlah menjadi iri hati.
Untuk puasa yang sejati, kamu tidak dapat hanya berpuasa dengan mulutmu.
Kamu harus berpuasa dengan matamu, telingamu, kakimu, tanganmu dan dengan seluruh anggota tubuhmu.
BERPUASALAH DENGAN TANGANMU, dengan menjaganya bersih dari keserakahan dan kekotoran.
BERPUASALAH DENGAN KAKIMU, dengan menjaganya tidak pergi ke tempat-tempat yang dapat membawamu jatuh ke dalam dosa.
BERPUASALAH DENGAN MATAMU, dengan tidak membiarkannya melihat hal-hal yang tidak pantas.
Jika kamu menganggap puasa hanya sebagai serangkaian larangan, kamu akan semakin ingin melakukan hal-hal yang justru dapat mengancam keselamatan jiwamu.
Tetapi jika kamu dapat menilai puasa sebagai sesuatu yang menyelamatkan, puasamu akan semakin berharga. Karena penilaianmu terhadap puasalah yang akan mempengaruhi perbuatanmu.
Adalah sangat bodoh, bila kamu tidak makan daging atau makan makanan lain dengan alasan berpuasa, tetapi anggota tubuhmu yang lain melakukan hal-hal yang tidak benar.
KATAMU, KAMU TIDAK MAKAN DAGING ?
Tetapi kamu membiarkan telingamu mendengarkan hal-hal yang tidak benar.
Tahukah kamu, kamu harus BERPUASA DENGAN TELINGAMU juga, artinya tidak membiarkannya mendengarkan hal-hal yang cabul, perkataan-perkataan yang jahat dan tidak benar tentang sesama.
Selain berpuasa dengan tidak makan makanan tertentu, mulutmu juga harus berpuasa dengan tidak membiarkannya mengeluarkan kata-kata kotor, makian, gosip, juga berbohong.
Apa Bagusnya Bila Kamu Tidak Makan Daging Sapi Atau Daging Ayam, Tetapi Kamu Menggigit Dan Memangsa Sesamamu Manusia?
Buat
Temans Sekalian Yang Merayakan, Selamat Memasuki Masa PraPaskah & Selamat Menjalani Puasa & Pantang.
Mari
hidup lebih bermakna dan berbuat lebih berbobot, mari belajar untuk sedikit
bicara, dan lebih banyak mendengar, melihat, dan berbuat.
Damai,
Sejahtera & Sukacita Tuhan Senantiasa Menyertai Kita Semua
Komentar
Posting Komentar