Menjaga Pikiran, Hati & Kelakuan

Saat sedang bersiap berangkat ke kantor pagi ini, tiba-tiba masuk sebuah pesan dari WAG RT/RW yang menginformasikan ada warga yang telah diperkenankan kembali ke rumah untuk menjalani Isolasi Mandiri setelah hampir 3 minggu menjalani perawatan di Wisma Atlet Kemayoran, dan juga berita mengenai terpaparnya warga lain yang notabene adalah seorang Dokter. Beliau selalu menjadi panutan bagi warga sekitar, dan hampir setiap pagi bersepeda mengelilingi kompleks. Beliau bersama istrinya sekarang ini dalam perawatan di RS Pelni. Tempat dimana Om Dokter ini mengabdi selama puluhan tahun.

Beragam komentar menanggapi 2 informasi terbaru itu. Sebagian besar bersyukur karena ada warga yang sudah diperbolehkan pulang dan berkumpul kembali dengan keluarganya, sebagian lagi mendoakan agar Om Dokter dan Istrinya segera dipulihkan.

Ada juga warga yang terus-terusan bertanya di WAG “Koq Bisa ??”, “Bagaimana Cara Terpaparnya ??”, “Kluster Apa ? Rumah Tangga / Keluarga / Kantor ??”  Untuk komentar-komentar semacam itu, Pak RT tidak mau menanggapi, dengan alasan takut menjadi polemic atau malah menjadi pergunjingan warga, “Mohon didoakan saja yang terbaik bagi Pak Dokter & Istri, juga buat warga lain yang sedang berjibaku menyembuhkan diri dari Covid ini, baik dalam perawatan dirumah maupun di rumahsakit semoga segera dipulihkan dan dinyatakan sembuh, dan mohon warga yang telah ditunjuk menjadi kader di tiap rumah selalu mengingatkan anggota keluarganya agar selalu menerapkan 3M, tidak plesiran atau keluar rumah jika tidak urgent/mendesak”. Demikian jawaban bijak Pak RT akuhhh …

Ini adalah berita ke 2 dalam bulan Desember yang di-share oleh Pengurus RT/RW tempat aku tinggal. Berita sebelumnya di tanggal 7 Desember lalu. Hampir serupa, ada 4 warga yang dinyatakan sembuh, tapi ada juga berita  1 keluarga yang terdiri dari 7 orang,  (Suami, Istri, 3 Orang Anak, 1 orang Pembantu Dan 1 orang Supir)  yang harus didatangi oleh petugas dari RS Duren Sawit guna melakukan SWAB. Hasilnya 4 dari 7 orang tersebut dinyatakan positif, dan 1 orang diantaranya meninggal dunia beberapa hari setelah dirawat di rumah sakit.


Saudaraku Yang Kekasih, Aku Berdoa, Semoga Engkau Baik-Baik Dan Sehat-Sehat Saja Dalam Segala Sesuatu, Sama Seperti Jiwamu Baik-Baik Saja (3 Yoh 1 : 2)


Bertambahnya warga yang terpapar sejak pertengahan November juga membuat Pengurus Masjid dan Pengurus RT/RW harus mengeluarkan pemberitahuan yang isinya antara lain :

-        Meniadakan kembali kegiatan Sholat Jumat dan kegiatan masjid lainnya.

-        Menutup jalan pintas yang berhubungan antara Blok A – E & Blok F – J.

-        Menutup taman bermain anak dan taman umum tempat warga melakukan pertemuan sementara balai warga kami sedang dilakukan renovasi.

-        Melakukan penyemprotan jalan umum, taman bermain, area public lainnya serta pekarangan warga dengan dibantu petugas kebersihan yang berjalan mengitari setiap jalan kompleks dengan gerobak dorong. Sedangkan untuk bagian dalam rumah, warga diminta untuk melakukan pencegahan secara mandiri.

-        Memperketat pemeriksaan terhadap orang-orang yang keluar / masuk kompleks tempat tinggal.

Apakah warga kembali cemas dengan informasi semacam ini ? Tentu Saja …

Tetap menjaga kebersihan, menjaga pola hidup sehat dan menerapkan protocol kesehatan dimana saja dan kapan saja sudah menjadi keharusan bagi warga, dan tidak ada yang dapat membantahnya. Namun disisi lain, menjaga Pikiran, Hati dan Kelakuan juga dirasa penting agar terjadi keseimbangan / balance dalam diri / tubuh seperti halnya Yin & Yang.


Hati Yang Gembira Adalah Obat Yang Manjur, Tetapi Semangat Yang Patah Mengeringkan Tulang (Ams 17 : 22)


Pikiran adalah modal utama seseorang dalam menentukan apa yang akan dilakukan ke depannya. Pikiran yang terjaga dengan hal-hal yang positif, arahnya juga pasti selalu positif, begitu pula sebaliknya. Pikiran dan hati yang positif akan menghasilkan kelakuan / tindakan yang juga positif, dan berdampak pula pada hidup yang lebih positif.

Jika merasa masa-masa sekarang ini terlalu berat, coba untuk  diam, tenangkan pikiran, dan cari sisi indahnya lalu bersyukur.  Gunakan jari-jari tangan untuk menghitung 10 hal yang bisa disyukuri dalam hidup. Bersyukur karena masih diberi napas kehidupan. Bersyukur masih bisa berkumpul dengan keluarga. Bersyukur masih bisa bekerja. Bersyukur masih dikasih hidup sampai hari ini. Bersyukur … Bersyukur … Bersyukur … Ketika bersyukur, sesungguhnya kita selalu tercukupkan.

Semakin sering melatih, mengatakan, menulis, berpikir atau menilai sesuatu dari sudut yang indah, maka banyak hal akan jadi lebih indah. Tapi jika mulut ini terus menerus mengeluh, caci maki, cemas, maka seluruh sistem tubuh pun akan merespon hal yang sama, jantung berdebar lebih kencang, napas lebih pendek dan mudah ngos-ngosan, asam lambung naik, dan sebagainya.

Kebahagiaan, kedamaian dimulai bukan dari luar, tapi ada didalam diri kita sendiri. Jika itu sudah ter-install kuat, dimanapun dan bagaimanapun situasi lingkungan tempat kita tinggal, respon (tubuh) kita akan baik juga.

Tuhan Menyertai Kita Semua Tanpa Kecuali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blessed Christmas Eve 2020 ..

.. Keep Calm & Stay Busy ...

#melawan ; Biasakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Kebiasaan

Facing The Giants

Happiness Is A CHOICE, Not A Result