Best Friend Forever
Setiap manusia memerlukan teman dalam kehidupannya. Bukan
hanya orang dewasa, remaja dan anak-anak juga memerlukan teman. Bukan hanya
mereka yang sehat dan normal, mereka yang berkebutuhan khusus pun memerlukan teman.
Memiliki teman untuk mengobrol, berdiskusi dan berkomunikasi menjadi
kebutuhan dasar manusia sebagai mahluk sosial, dan sejatinya manusia memerlukan
orang lain untuk menerima dirinya apa adanya. Saling memberi, saling mengerti,
saling berbagi, saling mengisi, juga saling melengkapi.
Aku punya 5 orang keponakan, anak-anak dari kakak dan adikku,
dan hubungan kami sangat dekat. Dekat secara fisik, karena mereka kerap
menginap di rumah untuk menjenguk opa & (almh) omanya, dekat juga secara
emosi karena aku turut mengasuh beberapa dari mereka sedari mereka bayi.
Waktu mereka kecil, aku banyak menghabiskan waktu untuk menemani
mereka bermain dan belajar, mendengarkan mereka bercerita tentang tokoh
superhero-nya atau sekedar menemani nonton film kartun kesukaan mereka. Ada
kesenangan tersendiri setiap pulang kantor langsung disambut dengan antusias
oleh mereka yang ingin bercerita tentang keseharian mereka.
Dan saat mereka beranjak remaja dan dewasa sekarang, mereka tidak
pernah sungkan bercerita kepadaku tentang apa saja. Tentang teman-teman,
tentang guru-guru, tentang eksul, tentang teman les, dll. Tidak jarang juga jika mereka sedang kesal dengan
orangtua mereka, mereka akan langsung meminta tolong aku untuk “bicara-bicara” dengan kakak / adikku. Atau
sebaliknya, orangtua mereka meminta tolong aku untuk menasehati anak-anak
mereka.
Menjadi teman bagi mereka sejak mereka kecil, membuat aku
bisa lebih memahami karakter dan keinginan mereka. Mereka juga menjadi lebih mudah
dinasehati, lebih menurut dan lebih terbuka untuk berbicara dan lebih berani
untuk menanyakan sesuatu hal yang ingin diketahuinya. Menurut aku ini lebih baik daripada mereka mencari / mendapatkan dari pihak/sumber lain yang tidak kompeten dan justru menjerumuskan.
Lelah dan waktu yang dihabiskan untuk menemani mereka sejak
kecil dulu terbayar dengan melihat mereka tumbuh menjadi keponakan-keponakan
yang baik, saling sayang satu sama lain. Tidak jarang mereka berlima saling
berkomunikasi untuk saling bertukar informasi tentang pelajaran di sekolah atau
sekedar janjian main bareng di Timezone. Dan jika sudah bertemu, ramainya bukan
main, semuanya mau ngomong duluan, dan sejak mereka mengenal gadget, aku
menerapkan kalau lagi ngumpul bersama, dilarang asik sendiri dengan
handphonenya. Berlaku untuk anak-anak dan orangtua mereka juga. Puji Tuhan
semua setuju dengan peraturan ini.
Seorang pakar pendidikan anak (V. Gilbert Beers) mengatakan ada 5 cara agar anak dapat mempercayai
kita (orangtua) sebagai teman :
1.
KONSISTEN (BE CONSISTENT)
Anak akan berteman dengan orang-orang yang membuatnya
bahagia/senang. Jika kita mengatakan bahwa kita menyayangi mereka atau mereka
begitu berharga buat mereka, tunjukkanlah kekonsistenan itu dengan cara
menyediakan waktu bersama mereka, membuat mereka bahagia atau tertawa saat
bermain atau bercanda dengan kita.
2.
BERIKAN ALASAN (BE REASONABLE)
Penjelasan singkat yang juga dibarengi dengan konsistensi,
dapat membuat mereka belajar memahami alasan. Misalnya, saat kita membuat janji
dengan mereka untuk bermain / pergi bersama, tiba-tiba ada hal mendesak yang
harus kita prioritaskan lebih dahulu. Pastinya anak-anak akan kecewa, namun
kita dapat memberikan alasan sederhana yang dapat dimengerti anak.
3.
CINTAILAH MEREKA (BE LOVING)
Beberapa hal yang umum dan sangat dipahami anak bahwa
orangtuanya mencintai mereka adalah dengan pelukan, ciuman dan tertawa bersama.
Sayangnya, seringkali ungkapan cinta itu ditunjukkan hanya melalui pemberian
barang-barang yang kelihatan. Itu sebabnya ada anak-anak yang menerjemahkan
cinta orangtua sebatas apa yang dapat dilihat oleh mata mereka. Mengapa? Karena
rupanya hanya itu saja yang mereka dapatkan selama hidupnya.
4.
BERGABUNGLAH (BE INVOLVED)
Bermainlah bersama mereka, belajarlah dengan mereka, dan
ikutilah perkembangan hidupnya melalui cerita-cerita yang diungkapkan di dalam
kesehariannya. Kita dapat bergabung dengan mereka saat mereka bermain boneka,
bermain kartu, atau membaca buku, dll.
5.
HADIRLAH UNTUK MEREKA (BE FOR YOUR
CHILD)
Hadir untuk anak, memang tidak mudah. Tetapi hadir di hadapan
anak dengan hati yang mengarah pada anak, dapat kita usahakan. Itu sebabnya,
berdoalah agar sekalipun kita tidak memiliki banyak waktu bersama mereka,
setiap waktu bersama mereka menjadi sangat berarti dan berkesan.
Generasi Sekarang Jauh Lebih
Mempercayai Mata Dibandingkan Telinga. Telinga Boleh Mendengarkan Jutaan
Nasehat, Tapi Anak-Anak Cenderung Kurang Percaya. Tapi Begitu Mata Mereka Tiap
Hari Disuguhi Keteladanan, Ketulusan Dan Kesabaran, Lama-Lama Anak-Anak Jiwanya
Akan Mekar Indah (GP)
Komentar
Posting Komentar