Nasehat Itu Tanda Cinta

Beberapa hari lalu sengaja mengunjungi salah satu rumah tante yang tinggal dekat rumah kami.  Ngobrol & melihat keadaan orang tua terkasih .. Kalau istilah dalam grup keluarga, para sepuh ini biasa kami sebut dengan “Ring 1”.  

Beliau banyak curcol tentang kondisi kesehatannya yang mulai menurun, terutama yang berkaitan dengan kakinya.

Banyak pun nasihat-nasihat yang beliau sampaikan supaya masa tua nanti tidak mengalami apa yang beliau alami sekarang. Minum jamu-jamuan dan menaikkan kaki ke tembok kurang lebih 10 menit sebelum tidur, 2 diantara sekian banyak nasihat tante sebelum aku balik ke rumah. 

Sementara beliau curcol, anak bungsunya yang biasa menemani hanya berkata, “memang sudah waktunya istirahat mahhh, sudah kurang lebih 70 ini kan badannya dipakai terus”




Pulang dari rumah tante, aku teringat sebuah renungan singat tentang indahnya sebuah nasihat yang mengatakan, "Pernahkah kita melakukan sesuatu dengan cara yang salah, kemudian ada seseorang yang menasihati kita ? Atau ada orang lain yang memberitahu kita untuk memulai sebuah kebiasaan baik yang baru dan belum pernah kita lakukan sebelumnya? Bagaimana reaksi kita ketika diberikan nasihat seperti itu, apakah kita akan menerimanya dengan senang hati atau menjadi marah dan kesal karena merasa tidak membutuhkan nasihat?"

Jalan Orang Bodoh Lurus Dalam Anggapannya Sendiri, Tetapi Siapa Mendengarkan Nasihat, Ia Bijak. ~ Ams 12:15

Sepanjang hidup ini, Puji Tuhan aku selalu dipertemukan dengan orang-orang yang memberikan nasihat yang baik. Bukan hanya dari keluarga, melainkan juga dari orang-orang yang jarang ditemui dan mereka yang tidak begitu dekat pun memberikan nasihat yang baik dan berguna.

Nasihat-nasihat tersebut bukan hanya untuk hal-hal yang besar, namun juga hal-hal kecil dan sederhana yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Dan aku selalu menanggapi setiap nasihat yang diberikan dengan positif. Contohnya, ketika seorang teman mengajak untuk olahraga bersama. Dia mengajarkan cara berlutut yang benar, terutama ketika kita hendak mengambil sebuah benda yang terjatuh di lantai.

Cara yang baik dan benar adalah dengan menekuk lutut kita terlebih dahulu dan melakukan gerakan squad sampai kita berjongkok, baru mengambil barang tersebut. Jangan mengambil barang dengan cara membungkukkan badan karena tidak baik bagi tulang belakang. Ada juga orang lain yang mengajariku  untuk selalu mencuci tangan setelah menghitung uang, karena uang adalah sumber kuman dan bakteri.

Nasihat lainnya, adalah agar tidak meletakkan handphone di sebelah kepala ketika kita sedang tidur. Dan hal itu menjadi kebiasaan sampai sekarang. Banyak juga nasihat yang aku terima untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan, untuk tidak menyakiti hati orang lain, dll.

“Dengarkanlah Nasihat Dan Terimalah Didikan, Supaya Engkau Menjadi Bijak Di Masa Depan” (Ams 19 : 20)

Alkitab pun mengajarkan kepada kita untuk menghargai dan menganggap serius setiap nasihat yang diberikan kepada kita. Nasihat penting bagi hidup kita karena setiap manusia selalu diperhadapkan pada banyak pilihan di dalam kehidupan ini.

Ketika kita mengambil pilihan yang salah, selalu ada konsekuensi buruk yang harus kita terima, misalnya apa yang kita rencanakan gagal di tengah jalan. Dan ketika itu terjadi, kita akan menyesal dan berharap dapat mengulang kembali waktu yang sudah berlalu.  Sama halnya jika kita bertindak ceroboh tanpa berpikir dan mempertimbangkan segala sesuatunya terlebih dahulu, ujung-ujungnya kita cenderung jatuh kepada pilihan yang salah.

Karena itu kita harus mulai untuk menerima segala macam nasihat baik dari orang-orang di sekitar kita, berpikir sebelum bertindak, dan berdoa kepada Tuhan meminta hikmat sebelum mengambil keputusan apa pun, agar hidup kita selalu berjalan di dalam jalan yang dikehendaki oleh Tuhan.

 “Rancangan Gagal Kalau Tidak Ada Pertimbangan, Tetapi Terlaksana Kalau Penasihat Banyak” (Ams 15 : 22)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blessed Christmas Eve 2020 ..

.. Keep Calm & Stay Busy ...

#melawan ; Biasakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Kebiasaan

Facing The Giants

Happiness Is A CHOICE, Not A Result