Firman-Mu Itu Pelita Bagi Kakiku Dan Terang Bagi Jalanku

 Cerita ini sekitar tahun 2000 yang lalu pernah disharing oleh seorang kakak rohani, dan beberapa hari yang lalu saat blog walking ketemu lagi dengan cerita serupa. 

... Refresh My Heart, Mind & Soul ...  

Alkisah ada seorang kakek hidup di suatu perkebunan dengan cucu lelakinya yang masih muda.

Setiap pagi kakek bangun lebih awal dan membaca Alkitab di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk meniru semampunya.

Suatu hari sang cucu bertanya, Kek, aku mencoba untuk membaca Alkitab seperti yang kakek lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupa secepat aku menutup buku.

Apa sih kebaikan dari membaca Alkitab? Sang kakek tidak menjawab, ia malah mengambil keranjang tempat arang, melobanginya dan berkata, “Bawa keranjang ini ke sungai, isi dengan air dan bawalah kembali ke sini”.  Tanpa bertanya si cucu melakukan perintah kakeknya. Ia membawa keranjang arang itu ke sungai dan mencoba membawa air kepada kakeknya, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan kakeknya.

“Ayo ambil lagi dan lakukan dengan lebih cepat”,  kata sang kakek sambil tertawa. Si bocah kembali ke sungai dengan keranjang itu dan mencoba hal yang sama berulang kali. Tiap kali ia berusaha semakin cepat tetapi tetap saja keranjang yang dibawanya kosong sebelum ia tiba di depan kakeknya.

Dengan terengah-engah, si bocah menjelaskan kepada kakeknya bahwa mustahil ia membawa air dari sungai dengan keranjang arang itu, lalu ia mengambil ember sebagai gantinya. Melihat itu si kakek berkata, “Aku tidak menyuruhmu untuk membawa air dengan ember, tetapi dengan keranjang arang,  ayolah sayang, usahamu masih kurang”. 

Dari pintu rumah si kakek kembali mengamati usaha cucunya yang berlari secepat mungkin supaya bisa membawa air yang diinginkan kakeknya, tetapi semua usahanya sia-sia belaka.

“Kakek lihat kan, semua usahaku sia-sia, tenagaku terbuang dengan percuma”, katanya sang cucu dengan nafas yang terengah-engah.

“Sayang, sekarang coba kau lihat keranjang yang kau bawa”, kata si kakek sambil tersenyum. Bocah itu melihat keranjangnya, kini ia menyadari bahwa keranjang itu telah berubah dari kotor menjadi lebih bersih, baik di bagian luar maupun dalam.

“Cucuku, inilah yang terjadi ketika kita membaca firman Tuhan. Kita memang tidak bisa memahami atau mengingat semuanya secara utuh, tetapi ketika kita membacanya sedikit demi sedikit, kita akan diubahkan oleh kebenaran-kebenaran yang tersimpan di dalamnya”, ujar sang kakek.


Note To Self 
:
 Kondisi tubuh kita bisa kita jaga dengan menjaga pola makan, berolahraga atau kembali disegarkan dengan mengambil waktu-waktu beristirahat, bersantai atau berlibur, tetapi untuk menjaga kebugaran rohani, kita butuh asupan firman Tuhan setiap hari.

Jika kita menaruh firman Tuhan di dalam hati, maka firman itu akan membersihkan jiwa kita dari segala keinginan dosa dan kejahatan. Jika kita sudah membaca firman, maka apa yang kita baca itu terekam di dalam ingatan kita. Dan kita akan seketika mengingatnya tatkala berhadapan dengan masalah. Itulah yang akan menguatkan atau membangkitkan kembali iman dan pengharapan kita. 

"Taurat TUHAN Itu Sempurna, Menyegarkan Jiwa; Peraturan TUHAN Itu Teguh, Memberikan Hikmat Kepada Orang Yang Tak Berpengalaman." (Mazmur 19:8).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blessed Christmas Eve 2020 ..

.. Keep Calm & Stay Busy ...

#melawan ; Biasakan Yang Benar, Bukan Membenarkan Kebiasaan

Facing The Giants

Happiness Is A CHOICE, Not A Result