.. Enough For Today ..
“Sebab Itu Janganlah Kamu Kuatir Akan Hari Besok, Karena Hari Besok Mempunyai Kesusahannya Sendiri. Kesusahan Sehari Cukuplah Untuk Sehari." (Mat 6 : 34)
Untuk memperbaiki stop kontak atau genteng yang bocor atau juga membuat rak tempat barang-barang dirumah, kami mempunyai seorang kenalan yang biasa kami panggil “Bang Aceng”. Ia tinggal di belakang Kantor Walikota Jakarta Timur, tidak terlalu jauh dari kompleks perumahan tempat kami tinggal.
Suatu hari kami memerlukan
jasanya, dan ia datang dengan motor tuanya ke rumah sambil membawa satu tas
berisi peralatan tukang. Tiba di rumah, satu per satu ia mulai mengeluarkan
peralatan yang dibawanya. Semua peralatan sudah dikeluarkan, tapi tangannya
seolah mencari-cari sesuatu sementara matanya memperhatikan bagian bawah tasnya
yang ternyata bolong.
“Maaf mba, sepertinya beberapa
peralatan tukang saya jatuh akibat tas yang bolong ini, saya tidak
memperhatikannya sebelum berangkat tadi”
Beberapa saat lamanya Bang Aceng
tertegun, dan aku bisa menangkap raut kesedihan di wajahnya. Meskipun kami bisa
meminjamkan peralatan tukang yang kami miliki untuk hari itu dia pakai, tapi di
hari-hari berikutnya ia akan mengalami kesulitan untuk bekerja, kecuali ia
membeli lagi peralatan yang baru.
Ketika hendak pulang pada sore hari, ia menyalakan motornya, tapi motor itu tak mau menyala. Beberapa kali dicoba, bensin
pun dicek, bagian-bagian lain juga dicek, tapi ia tidak menemukan penyebab
mengapa motornya mati.
“Biar saya antarkan saja ke rumah pak, motornya ditinggal saja, toh
besok masih balik lagi kan” kata
kakakku menawarkan.
“jika tidak merepotkan, boleh mba, terima kasih sebelumnya”,
jawabnya.
Kakakku mengambil mobil dan
mengantarkannya pulang, dan aku juga ikut serta.
Rumah Bang Aceng sederhana, namun
halamannya cukup luas, dan Ia mempersilahkan kami untuk mampir. Kebetulan istri
Bang Aceng (Mpo Tutun) ini pernah juga membantu kami untuk mencuci dan
menyetrika baju kurang lebih 2 bulan sewaktu Mba Iyah ART kami pulang kampung menikahkan
anak perempuannya.
Sebelum masuk ke rumah, Bang
Aceng mendekati sebuah pohon di halaman rumahnya, sesaat ia mengulurkan kedua
tangannya pada salah satu ranting pohon lalu berjalan memasuki rumah. Selanjutnya dengan wajah penuh senyuman, ia masuk rumah dan memberi salam, disambut oleh istri, lalu
memeluk kedua cucunya, dan mereka kelihatan sangat bahagia.
Ketika sedang berbincang di rumah
Bang Aceng, aku menanyakan hal janggal yang aku lihat tadi sebelum masuk rumah.
Apa yang tadi dilakukan di pohon itu ?
Sejenak ia tertawa, lalu berkata,
“Itu ranting keluh kesah kami, anak-anak saya malah menamakannya pohon masalah. Jadi setiap kali
pulang ke rumah, kami akan mendekati ranting dan pohon itu untuk menanggalkan dan menggantungkan semua
kesulitan dan masalah yang kami alami sepanjang hari, dengan demikian keluarga kami
akan tetap menikmati kebahagiaan” .
ohhhh begitu rupanya ...
"Tidak perlu ranting / pohon juga sebenarnya mba, intinya kami tidak ingin membawa masalah / persoalan dari luar ke dalam rumah untuk anggota keluarga", demikian tambah Bang Aceng sebelum aku dan kakak pamit untuk balik ke rumah kami.
Setiap hari kita selalu menghadapi situasi yang membuat hati gelisah, kuatir, jengkel, atau marah. Ada kejadian-kejadian yang membuat kita merasa tertekan, sehingga bisa memengaruhi situasi hati kita sepanjang hari. Cara yang bijaksana untuk menyikapi keadaan seperti ini adalah tidak membiarkan semua itu mencuri sukacita dan kebahagiaan kita.
Sambut dan tataplah hari esok dengan penuh kesadaran bahwa Tuhan baik dan selalu menyertai kehidupan kita.
Komentar
Posting Komentar